Siapa Nahel Merzouk yang Kematiannya Picu Kerusuhan Perancis?


Prancis saat ini tengah dilanda chaos mengarah ke perang sipil alias "civil war". Total lima hari kota-kota di negara itu mengalami kerusuhan besar-besaran.

Kerusuhan terjadi akibat penembakan polisi terhadap seorang pria keturunan Afrika Utara, Aljazair, Nahel Merzouk di kota Nanterre. Ia tewas di tangan polisi dan membuat kemarahan besar di Prancis.

Siapa Nahel Merzouk?

Nahel Merzouk adalah seorang anak tunggal yang dibesarkan oleh ibunya.

Dia bekerja sebagai sopir untuk jasa pengiriman makanan dan dia juga bermain dalam liga rugby. 

 Dia terdaftar di sebuah perguruan tinggi di Suresnes, tidak jauh dari tempat tinggalnya, untuk menjadi ahli kelistrikan. Mereka yang mengenalnya mengatakan Nahel sangat dicintai di Nanterre, tempat dia tinggal bersama ibunya, Mounia, dan tampaknya tidak pernah mengenal ayahnya.

Catatan kehadirannya di perguruan tinggi buruk. Dia tidak memiliki catatan kriminal, tetapi dia dikenal oleh polisi. 

Dia selalu mencium ibunya sebelum dia pergi bekerja, ditambah kata-kata "Aku mencintaimu, Bu". Tak lama setelah pukul 09.00 pada Selasa (27/6/2023), dia ditembak di dada dari jarak dekat karena tidak mematuhi perintah polisi untuk menghentikan mobil Mercedes-nya setelah melanggar lalu lintas.

"Apa yang akan saya lakukan sekarang?" kata sang ibu saat mengetahui sang anak meninggal.

"Saya mencurahkan segalanya untuk dia ... Saya hanya punya satu, saya tidak punya 10 [anak]. Dia adalah hidup saya, sahabat saya," tangisnya.

Bagi keluarga ia merupakan anak baik. Ini pun dibenarkan pengacaranya.

"Tidak memiliki catatan kriminal," tegas pengacaranya di program televisi Prancis C à Vous.

Dikatakannya bagaimana menyebut Nahel serta ibunya pernah tinggal di perkebunan Pablo Picasso sebelum ke Vieux-Pont pinggiran kota Nanterre. Remaja itu, tegas dia, menggunakan rugby untuk bertahan hidup.

"Dia adalah seseorang yang memiliki keinginan untuk menyesuaikan diri secara sosial dan profesional, bukan anak kecil yang berurusan dengan narkoba atau mendapat kesenangan dari kejahatan remaja," katanya ke Le Parisien.

Nahel menghabiskan tiga tahun terakhir bermain rugby di klub Pirates of Nanterre.

Dia telah menjadi bagian dari program integrasi untuk remaja yang kesulitan di sekolah. Program itu dijalankan oleh sebuah yayasan bernama Ovale Citoyen.

Program tersebut bertujuan untuk mengajak orang-orang dari daerah tertinggal untuk magang dan Nahel sedang belajar menjadi teknisi kelistrikan.

Ketua Ovale Citoyen, Jeff Puech, adalah salah satu orang yang paling mengenalnya. Dia bertemu Nahel beberapa hari lalu dan berbicara tentang anak yang menggunakan rugby untuk bertahan hidup itu.

"Dia adalah seseorang yang memiliki keinginan untuk menyesuaikan diri secara sosial dan profesional, bukan anak yang berurusan dengan narkoba atau mendapat kesenangan dari kejahatan remaja," kata Puech kepada Le Parisien.

Dia memuji sikap teladan remaja itu, jauh dari pembunuhan karakter yang disebarkan di media sosial. Dia mengenal Nahel ketika dia tinggal bersama ibunya di Vieux-Pont, pinggiran kota Nanterre, sebelum mereka pindah ke perkebunan Pablo Picasso.

Satu hal yang menjadi perhatian, keluarganya berasal dari Aljazair. 

"Semoga Allah memberinya rahmat," bunyi tulisan yang dibentangkan di jalan lingkar Paris, di luar Stadion Parc des Princes.
.

0 Response to "Siapa Nahel Merzouk yang Kematiannya Picu Kerusuhan Perancis?"

Post a Comment